Berita

29.192 Batang Lidi di Alkid

29.192 Batang Lidi di Alkid

 

 

 

 

 

 

 

 

 

           MUNGKIN tak ada yang pernah berpikir berapa batang lidi yang berserakan di Alun-alun Selatan Yogyakarta. Siswa-siswi SD Keputran 2 dan SD Keputran A yang sering mengikuti pembelajaran olahraga di tempat tersebut, telah menunjukan jumlah lidi yang sangat banyak di tempat tersebut.

            Hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, di sela pembelajaran olahraga,Jumat (5/10), 90 siswa Kelas V SD Keputran 2 ditambah 60 siswa SD Keputran A berhasil mengumpulkan jumlah yang tak terduga di separuh area yang oleh masyarakat sering disebut Alkid, kependekan dari Alun-alun Kidul.

            “Setelah dihitung ternyata para siswa telah mengumpulkan sebanyak 29.192 batang lidi,” kata Dra Isti Widayati MOr, guru pendidikan jasmani (Penjas) SD Keputran 2, kepada KR, Jumat (5/10).

            Ternyata bukan kemarin saja para siswa di bawah bimbingan guru penjas melakukan itu. Seminggu sebelumnya, siswa Kelas V SD keputran 2 dibantu siswa-siswa SD Keputran A serta SD Kraton, melakukan hal yang sama. Mereka juga berhasil mengumpulkan lebih dari 25.000 lidi bekas tusuk sate dan cimol.

            Wagiman SPdJas, juga guru Penjas SD Keputran 2, menuturkan, dilakukannya kegiatan tersebut bermula ketika ada siswa yang terluka karena tusukan lidi saat mengikuti pelajaran olahraga tanpa mengenakan sepatu. Terlepas mengenakan sepatu atau tidak saat berolahraga, memang selayaknya lidi-lidi maupun sampah yang lain tidak selayaknya bertebaran di Alkid, khususnya di lapangan yang digunakan untuk berolahraga.

            Memang tidak setiap pembelajaran olahraga di Alkid akan dilakukan pengumpulan lidi. Tetapi setidaknya itu, menurut Isti, merupakan sedikit perhatian kepada lingkungan dengan turut membantu membersihkan Alkid. Isti dan Wagiman mengajak semua pihak untuk turut menjaga kawasan Alkid sebagai bagian dari kota pariwisata Yogyakarta.

            Mereka pun mengimbau kepada masyarakat yang berkunjung ke Alkid untuk menjaga kebersihan, termasuk membuang sampah pada tempat yang disediakan, di antaranya lidi-lidi bekas penusuk makanan. Di samping itu, diharapkan pula kepada pengelola Alkid untuk mempebanyak tempat sampah agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.

 


Tanggapan

Artikel Lainnya

Membentuk Karakter Anak Melalui Dongeng

Membentuk Karakter Anak Melalui Dongeng

Dongeng bermanfaat untuk membentuk karakter anak. Menurut pakar dongeng, Muhammad Aris Kusdianto dari Yogyakarta, budaya dongeng dari orang tua kepada anak semakin jarang ditemui, sehingga mendongeng harus terus dihidupkan terutama oleh keluarga. "Saat ini, budaya dongeng dari orang tua kepada anak sudah mulai

READ MORE
Daerah Merespon Wajib Belajar 12 Tahun

Daerah Merespon Wajib Belajar 12 Tahun

JAKARTA, KOMPAS.com -- Rencana pemerintah menggulirkan wajib belajar 12 tahun yang dirintis lewat program pendidikan menengah universal pada 2013 disambut beragam oleh daerah. Sejumlah daerah ada yang mulai menggulirkan program serupa, sebagian lainnya belum mendapat sinyal adanya tambahan dana pendamping untuk

READ MORE